Mesin Pencari

Minggu, 08 November 2009

Cerita Bulan Ini - 3

Pada suatu pagi, Akhmad sebagai seorang teknisi tambak terlihat bergegas menuju lokasi tambak yang ditanganinya, karena ada beberapa petakan tambak yang dijadwalkan akan dilakukan sampling rutin. Memasuki lokasi tambak, Akhmad begitu semangat karena sudah terlihat beberapa petambak yang sudah menunggunya dengan peralatan sampling udang.

“Syukurlah mereka sudah siap, kalau tidak, bisa terhambat kegiatan samplingku hari ini.” gumam Akhmad dalam hati. Akhmad mempercepat langkahnya sambil sesekali memperhatikan kondisi perairan tambak yang dia lewati. Sebelum sampai pada tempat dimana para petambak menunggunya, tiba-tiba Akhmad berhenti dan naik di dinding petakan tambak yang hendak disampling. Matanya menatap dengan seksama ke arah perairan tambak karena terlihat gelembung-gelembung kecil yang muncul dipermukaan air tambak pada beberapa tempat. Gelembung-gelembung itu terlihat olehnya karena pada saat itu kincir air dalam kondisi dimatikan untuk memberi kesempatan udang mengkonsumsi pakan yang sudah diberikan. Setelah beberapa saat Akhmad meneruskan langkahnya menghampiri para petambak yang sudah siap membantunya untuk melakukan aktifitas sampling.

“Selamat pagi semuanya, wah kelihatan semangat nih untuk sampling hari ini.” Sapa Akhmad kepada para petambaknya sambil mengeluarkan buku catatan dan kalkulator kecilnya dari saku bajunya. “Jelas semangat Pak, apalagi udang yang akan kita sampling sedang ‘lucu-lucunya’ “, sahut Fulan yang ditugasi untuk merawat udang pada petakan tambak yang hendak disampling itu. “ Pak Fulan bisa saja,” jawab Akhmad sambil tersenyum dan suasana di situpun menjadi ceria ketika petambak yang lainnya ikut tertawa menanggapi pernyataan Fulan.

“Ok, kalau sudah siap kita lakukan sampling sekarang,” ajak Akhmad. Sambil berkemas dia menghampiri Fulan, “Kapan terakhir membersihkan dasar tambak Pak Fulan?” tanya Akhmad. Sembari menenteng jala sampling, Fulan dengan cepat menjawab “Dua hari yang lalu, kalau saya di sini paling disiplin membersihkan dasar tambak Pak” kata Fulan dengan gayanya yang khas. Teman-teman disekelilingnya mendengar celoteh dari Fulan saling bersahutan membalas pernyataan Fulan. “Jadi dijamin bersih tambaknya Pak Fulan” sahut Akhmad sambil tersenyum. “Dijamin bersih, seperti orangnya” jawab Fulan singkat dan sekali lagi hal itu menimbulkan reaksi yang meriah dari yang lainnya. “Dasar tukang bohong,” kata Akhmad dalam hatinya seakan sudah dapat memprediksi kondisi dasar tambak Fulan yang sebenarnya.

Untuk membuktikan prediksinya, Akhmad memilih beberapa titik sampling di area tambak yang sudah dia amati sebelumnya. “Coba kita sampling di sini Pak Fulan” kata Akhmad. Mendengar aba-aba seperti itu Fulan dengan tangkasnya menebarkan jala ke titik sampling yang dimaksud. Secara perlahan Fulan mengangkat jala tersebut, dan secara perlahan juga mulai terlihat endapan lumpur hitam muncul dipermukaan air tambak. Melihat fenomena itu Akhmad pura-pura tidak memperhatikannya, sebaliknya Fulan sudah terlihat gelisah dan semakin gelisah ketika jala sudah seluruhnya terangkat. Kegelisahan Fulan dipicu warna jala menjadi kehitaman karena pengaruh lumpur hitam dari dasar tambak yang ikut terbawa oleh jala.

“Wah ….. hebat, tambak Pak Fulan benar-benar bersih, tapi kalau begini dikatakan bersih, seperti apa kotornya Pak” komentar Akhmad sambil tertawa yang disambut oleh cemoohan teman-teman Fulan secara hampir bersamaan sehingga terdengar seperti paduan suara. Fulan yang merasa sudah berbohong hanya bisa diam sambil tangannya melepaskan udang-udang yang tersangkut di jala untuk dimasukkan ke dalam ember sampling. “Waduh ternyata udangku juga ikut-ikutan berwarna gelap dibandingkan punya teman-temannya,” gumam Fulan sambil memperhatikan udang-udang yang sudah masuk ke dalam ember tersebut.

Berdasarkan cerita di atas, ada satu pertanyaan dasar yang dapat dijadikan bahan pembelajaran bagi kita, yaitu : mengapa Akhmad sebagai seorang teknisi tambak dapat mengetahui bahwa Fulan telah berbohong tentang kondisi dasar tambaknya? Jika kita cermati, maka sebenarnya Akhmad sudah dapat memprediksi kondisi dasar tambak tersebut berdasarkan pengamatan terhadap permukaan air tambak pada kondisi kincir air tidak dioperasikan yang dilakukan sebelum kegiatan sampling. Pada permukaan air tambak tersebut terlihat gelembung-gelembung kecil yang muncul dari dasar tambak. Fenomena itulah yang dijadikan sebagai dasar dalam memprediksi kondisi dasar tambak.

Ada beberapa hal yang dapat kita jadikan sebagai bahan pembelajaran dari cerita di atas, antara lain:
  1. Banyak fenomena alam baik di dalam petakan tambak maupun di lingkungan sekitarnya meskipun kelihatan sepele dapat kita jadikan indicator dalam memprediksi suatu kondisi terkait dengan proses budidaya udang.

  2. Melalui pengamatan yang cermat dan rasa keingintahuan yang kuat akan semakin banyak pengetahuan kita dalam memprediksi hubungan sebab akibat yang terjadi dalam suatu proses budidaya udang.

  3. Terdapat korelasi yang erat antara unsur-unsur penyusun suatu ekosistem perairan tambak. Jika terjadi perubahan pada suatu unsur tersebut, maka akan berpengaruh pada unsur-unsur lainnya.

  4. Jadikan fenomena alam seperti dimaksud pada item no. 1 sebagai guru kita untuk menambah pemahaman dan wawasan yang tidak dapat kita dapatkan dari orang lain.
Semoga cerita tersebut di atas dapat bermanfaat bagi Anda semua.

Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini Subscribe in a reader

Artikel Terkait :

  1. Cerita Minggu Ini - 2
  2. Cerita Minggu Ini -1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar