Secara umum pemberdayaan merupakan upaya meningkatkan daya, atau kekuatan dari dalam yang diperkuat atau didukung oleh unsur-unsur penguat dari luar. Oleh karena itu, konsep pemberdayaan petambak tradisional pada hakekatnya merupakan konsep yang menumbuhkan serta meningkatkan kemampuan petambak-petambak udang tradisional dalam mengatasi persoalan-persoalan ataupun mengembangkan potensi-potensi unggulannya, yang didorong oleh faktor lingkungan dan unsur-unsur dari luar.
Pemberdayaan petambak tradisional dapat dipandang sebagai konsep pembangunan ekonomi masyarakat terutama di kawasan pesisir yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep pemberdayaan petambak tradisional ini amat erat kaitannya dengan pembangunan kawasan pesisir yang berkesinambungan dan berkelanjutan, karena di dalamnya terkandung upaya-upaya peningkatan kemampuan petambak udang tradisional untuk mengembangkan usaha budidaya udang ke arah yang lebih baik secara terus menerus. Perbaikan yang dilakukan tidak saja terhadap diri orang perorang, tetapi meluas ke dalam diri petambak tersebut dan lingkungan hidupnya.
Konsep pemberdayaan petambak udang tradisional ini memiliki makna yang lebih luas dari sekedar upaya pemenuhan kebutuhan dasar saja atau mengentaskan kemiskinan dan keterbelakangan saja. Konsep ini menyentuh aspek-aspek pertumbuhan, pemerataan dan peningkatan kemampuan petambak udang tradisional pada dimensi-dimensi yang saling mendukung dan tidak mempertentangkan pertumbuhan dan pemerataan, akan tetapi membuat keterkaitan pada keduanya.
Mengacu pada dasar pemikiran tersebut di atas, konsep pemberdayaan petambak udang tradisional memiliki tujuan antara lain:
Pendekatan utama pemberdayaan petambak udang tradisional adalah masyarakatlah yang menjadi subyek pembangunan dan bukan menjadi objek dari proyek pembangunan. Peran serta masyarakat petambak udang tradisional perlu diorganisasikan, karena organisasi adalah sumber daya kekuatan yang penting. Pendekatan kelompok dipandang sangat efektif dalam menyatupadukan berbagai potensi yang ada pada masyarakat petambak tradisional. Namun demikian, peran serta dan penumbuhan kelompok-kelompok masyarakat petambak tradisional ini perlu didukung oleh upaya pendampingan, agar terwujud suatu upaya yang terarah dan saling mengisi dengan upaya-upaya pembangunan lainnya.
Pemberdayaan petambak tradisional sebagai suatu strategi dasar pembangunan memerlukan birokrasi yang sesuai pula. Struktur dan mekanisme yang mendukung pemberdayaan perlu dikembangkan, khususnya yang menempatkan masyarakat petambak udang tradisonal sebagai pelaku utama dan subyek pembangunan dan bukan lagi peranannya didominasi oleh birokrasi saja. Perbaikan sumber daya manusia birokrasi saja tidak cukup untuk menggerakkan perubahan, oleh karena itu sistem dan tatanan birokrasi pun perlu disesuaikan agar memungkinkan masyarakat berperan sebagai pelaku utama dan subyek pembangunan. Struktur yang terpusatkan ke atas perlu ditarik lebih dekat khususnya ke arah masyarakat sehingga jelas peran konvensionalnya yaitu mengatur kehidupan dan kegiatan usaha masyarakat. Demikian pula mekanisme birokrasi yang mendukung pemberdayaan petambak udang tradisional perlu ditumbuhkan melalui upaya untuk memulai prosesnya dari keinginan-keinginan masyarakat, kemudian dirumuskan, diolah dan dikembangkan lebih lanjut menjadi kegiatan-kegiatan pembangunan.
Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini Subscribe in a reader
Artikel Terkait :
Konsep pemberdayaan petambak udang tradisional ini memiliki makna yang lebih luas dari sekedar upaya pemenuhan kebutuhan dasar saja atau mengentaskan kemiskinan dan keterbelakangan saja. Konsep ini menyentuh aspek-aspek pertumbuhan, pemerataan dan peningkatan kemampuan petambak udang tradisional pada dimensi-dimensi yang saling mendukung dan tidak mempertentangkan pertumbuhan dan pemerataan, akan tetapi membuat keterkaitan pada keduanya.
Mengacu pada dasar pemikiran tersebut di atas, konsep pemberdayaan petambak udang tradisional memiliki tujuan antara lain:
- Melepaskan petambak udang tradisional khususnya yang paling lemah dan paling tertinggal dari keterbelakangan baik secara perekonomian maupun secara penguasaan teknologi budidaya.
- Memperkuat posisi petambak udang tradisional khususnya yang lemah dan tertinggal tadi dalam struktur dan mekanisme pembangunan sehingga memperkuat "bargaining position" dengan pihak-pihak lain yang lebih kuat, sehingga. akan menumbuhkan keterkaitan yang semakin erat dan pada tahap selanjutnya menumbuhkan kemitraan yang setara dan saling menguntungkan.
- Menciptakan suasana yang memungkinkan potensi petambak udang tradisional berkembang. Suasana tersebut sangat diperlukan untuk membangun daya petambak tradisional melalui dorongan motivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya.
- Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki petambak tradisional. Sebagai upaya memperkuat potensi masyarakat, yang menyangkut penyediaan berbagai masukan, pembukaan peluang-peluang yang membuat petambak udang tradisional semakin berdaya, dan yang penting juga adalah mendidik petambak udang tradisioanl agar lebih terampil dalam memanfaatkan penyediaan masukan serta peluang-peluang tersebut.
- Melindungi proses pemberdayaan tersebut agar yang lemah tidak bertambah lemah karena ketidakberdayaannya menghadapi yang kuat.
- Adanya kerangka kebijakan pembangunan yang jelas dan mantap untuk mengembangkan konsep pemberdayaan petambak udang tradisonal. Tanpa adanya kebijaksanaan yang jelas dan kuat, maka proses pemberdayaan masyarakat tidak akan berjalan dengan baik dan masyarakat merasa diperdayakan dalam upaya tersebut.
- Adanya mekanisme yang transparan dalam proses pemberdayaan petambak udang tradisional. Mekanisme yang transparan akan menimbulkan persaingan yang seimbang dan sehat. Mekanisme yang transparan akan menumbuhkan pula perlakuan yang seimbang baik terhadap yang kuat maupun terhadap yang lemah. Dengan demikian, mekanisme yang transparan erat kaitannya dengan pertumbuhan potensi-potensi atau daya yang sebenarnya yang dimiliki masyarakat banyak, bukan dengan yang semu yang banyak ditunjang oleh fasilitas maupun kekuasaan.
Pendekatan utama pemberdayaan petambak udang tradisional adalah masyarakatlah yang menjadi subyek pembangunan dan bukan menjadi objek dari proyek pembangunan. Peran serta masyarakat petambak udang tradisional perlu diorganisasikan, karena organisasi adalah sumber daya kekuatan yang penting. Pendekatan kelompok dipandang sangat efektif dalam menyatupadukan berbagai potensi yang ada pada masyarakat petambak tradisional. Namun demikian, peran serta dan penumbuhan kelompok-kelompok masyarakat petambak tradisional ini perlu didukung oleh upaya pendampingan, agar terwujud suatu upaya yang terarah dan saling mengisi dengan upaya-upaya pembangunan lainnya.
Pemberdayaan petambak tradisional sebagai suatu strategi dasar pembangunan memerlukan birokrasi yang sesuai pula. Struktur dan mekanisme yang mendukung pemberdayaan perlu dikembangkan, khususnya yang menempatkan masyarakat petambak udang tradisonal sebagai pelaku utama dan subyek pembangunan dan bukan lagi peranannya didominasi oleh birokrasi saja. Perbaikan sumber daya manusia birokrasi saja tidak cukup untuk menggerakkan perubahan, oleh karena itu sistem dan tatanan birokrasi pun perlu disesuaikan agar memungkinkan masyarakat berperan sebagai pelaku utama dan subyek pembangunan. Struktur yang terpusatkan ke atas perlu ditarik lebih dekat khususnya ke arah masyarakat sehingga jelas peran konvensionalnya yaitu mengatur kehidupan dan kegiatan usaha masyarakat. Demikian pula mekanisme birokrasi yang mendukung pemberdayaan petambak udang tradisional perlu ditumbuhkan melalui upaya untuk memulai prosesnya dari keinginan-keinginan masyarakat, kemudian dirumuskan, diolah dan dikembangkan lebih lanjut menjadi kegiatan-kegiatan pembangunan.
Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini Subscribe in a reader
Artikel Terkait :
- Konsep Pengembangan Usaha Budidaya Udang - 01 - Versi Update - Latar Belakang
- Pengembangan Kawasan Budidaya Udang - (6) - Pendekatan Sosial Masyarakat
- Pengembangan Kawasan Budidaya Udang - (5) - Pendekatan Sarana Budidaya
- Pengembangan Kawasan Tambak Udang - (4) - Pendekatan Teknologi Budidaya
- Pengembangan Kawasan Tambak Udang - (3)- Pendekatan Mikro Wilayah
- Pengembangan Kawasan Tambak Udang - (2) - Pendekatan Makro Wilayah - Perairan
- Pengembangan Kawasan Tambak Udang (1) - Pendekatan Makro Wilayah - Lahan
- Penyusunan Program Pengembangan Usaha Budidaya Udang dengan Sistem Kemitraan - Kerangka Pikir
- Konsep Pola Kemitraan Pada Usaha Budidaya Udang - (2) - Dasar Pemikiran
- Pola Kemitraan Pada Usaha Budidaya Udang - Latar Belakang
- Konsep Pengembangan Tambak Udang - 01
Tidak ada komentar:
Posting Komentar