Pada suatu pagi yang cerah sesaat setelah kegiatan pemberian pakan , Si Fulan terlihat masih saja berjalan mengitari satu petakan tambak yang dikelolanya. Sesekali dia berjongkok sambil memandangi perairan pinggiran tambaknya. Entah apa yang sedang diamatinya, yang pasti ada sesuatu yang membuat hatinya gelisah terkait dengan kondisi tambaknya yang sudah hampir satu bulan dioperasikan.
Setelah apa yang diamati tersebut tidak menunjukkan fenomena seperti yang diharapkan, Si Fulan akhirnya bergabung dengan teman-temanya yang sedang berkumpul di sebuah tempat peristirahatan.
Melihat kegelisahan Si Fulan, teman-temannya tersebut mencoba menghiburnya. “Kenapa Fulan, sudah satu minggu ini kamu terlihat gelisah banget, lagi mikir negara?” tanya salah satu temannya. Mendengar celoteh tersebut, Si Fulan hanya tersenyum. “Bukan negara yang membuatku gelisah, tapi udangku yang ada di petakan tambak itu,” jawab Si Fulan sambil telunjuk tangannya mengarah pada petakan tambak yang dimaksud. “Memangnya udangmu kenapa Fulan? Kena panu, obati saja pakai salep kulit satu drum”, sahut teman lainnya yang membuat semua yang berkumpul di situ ikut tertawa (catatan= panu, adalah istilah yang biasa digunakan untuk penyakit “white spot”/bintik putih yang sering menyerang udang). Si Fulan pun ikut tertawa mendengar gurauan tertawa. “Memangnya kamu banyak panunya”, sahut Si Fulan sambil tertawa.
“Begini, sebenarnya yang membuat aku gelisah sekaligus cemas adalah kenapa sudah hampir satu bulan tebar benur, di petakan tambak itu sepertinya tidak ada tanda-tanda kehidupan udang seperti punya kalian. Jangan-jangan memang sudah tidak ada udangnya”, kata Si Fulan memberikan penjelasan. “Lebih baik dibuang saja dan diganti dengan benur yang baru, begitu saja kok repot” sahut teman lainnya. “Apanya yang membikin repot Pak?” kata seseorang yang tiba-tiba muncul dan ikut bergabung di situ. “Waduh, Pak Ahmad bikin kami kaget saja. Kapan datangnya Pak?” tanya Si Fulan kepada orang tersebut. Ahmad sebagai seorang teknisi tambak di area tersebut tidak langsung menjawab pertanyaan tersebut, “Wah, Pak Fulan lagi resah dan gelisah ya? Sensitif juga. Tapi yang jelas saya sudah mendengar pembicaraan di sini, terutama permasalahan Pak Fulan, dan saya juga sekilas sudah mengamati kondisi tambak tersebut” jawab Ahmad sambil mendekati Si Fulan.
“Bagaimana Pak, apa lebih baik dibuang saja dan diganti dengan benur yang baru lagi?” ungkap Si Fulan meminta pertimbangan kepada Ahmad sebagai teknisi tambaknya. “Lebih baik sekarang kita lihat langsung kondisi tambak tersebut Pak”,jawab Ahmad sambil mengajak Si Fulan melangkah menuju ke petakan tambak yang dimaksud. “ Pak Fulan selama hampir satu bulan ini sudah pernah nyebur di dalam tambak ini?” tanya Ahmad sesampainya di petakan tambak tersebut. “Belum Pak, udangnya kan masih kecil-kecil, kalau memang ada udangnya”, jawab Si Fulan tegas, sementara kalimat terakhir diucapkannya sambil bergumam. “Kalau memang memang belum pernah, sekarang saya minta untuk nyebur Pak” pinta Ahmad sambil tersenyum kepada Si fulan. Mendengar permintaan tersebut Si Fulan dengan sigap melepas kaos yang dikenakannya dan segera menyeburkan diri ke dalam petakan tambak tersebut.
“Bagaimana, apakah kaki Pak Fulan terasa menyentuh udang di dasar tambak?” tanya Ahmad sambil sedikit berteriak agar pertanyaannya bisa didengar oleh Si Fulan yang sudah berada hampir di tengah tambak. “ Tidak hanya menyentuh, tapi ditabrak-tabrak udang terus Pak”, jawab Si Fulan dengan berteriak juga sambil sekali-kali merasakan geli di kakinya. “Ya sudah, kalau begitu saya terus saja, masih banyak petakan tambak lainnya yang perlu saya amati “ kata Ahmad sambil melambaikan tangan kepada Si Fulan. “Lihat beberapa hari lagi, petakan tambak ini akan membuat kejutan!” kata Ahmad lagi. Si Fulan yang masih berada di dalam tambak masih belum mengerti kalimat terakhir dari Ahmad, tapi perasaan Si Fulan sudah terasa cukup lega, udangnya ternyata masih ada.
Satu minggu kemudian, sesaat setelah pemberian pakan di pagi hari, Si Fulan iseng-iseng mengangkat anco yang sebelumnya telah diberi pakan. Betapa kagetnya dia, pertama kali terasa tali anco bergetar dan setelah hampir sampai dipermukaan air terlihat udang-udang berloncatan dalam jumlah yang banyak. Ketika anco sudah terangkat, Si Fulan terpana memandangi udang-udang yang ada di anco tersebut, karena jumlahnya banyak, berat rata-rata udang di atas normal dan ukurannya juga relatif seragam sementara pakan yang diberikan di anco tadi sudah habis tanpa sisa digantikan oleh tinja-tinja udang yang yang berwarna coklat kehitaman. Inilah kejutan seperti yang pernah dikatakan oleh Ahmad seminggu yang lalu.
Berdasarkan ilustrasi cerita di atas, ada beberapa hal yang dapat dijadikan catatan, antara lain:
Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini Subscribe in a reader
Artikel Terkait :
Melihat kegelisahan Si Fulan, teman-temannya tersebut mencoba menghiburnya. “Kenapa Fulan, sudah satu minggu ini kamu terlihat gelisah banget, lagi mikir negara?” tanya salah satu temannya. Mendengar celoteh tersebut, Si Fulan hanya tersenyum. “Bukan negara yang membuatku gelisah, tapi udangku yang ada di petakan tambak itu,” jawab Si Fulan sambil telunjuk tangannya mengarah pada petakan tambak yang dimaksud. “Memangnya udangmu kenapa Fulan? Kena panu, obati saja pakai salep kulit satu drum”, sahut teman lainnya yang membuat semua yang berkumpul di situ ikut tertawa (catatan= panu, adalah istilah yang biasa digunakan untuk penyakit “white spot”/bintik putih yang sering menyerang udang). Si Fulan pun ikut tertawa mendengar gurauan tertawa. “Memangnya kamu banyak panunya”, sahut Si Fulan sambil tertawa.
“Begini, sebenarnya yang membuat aku gelisah sekaligus cemas adalah kenapa sudah hampir satu bulan tebar benur, di petakan tambak itu sepertinya tidak ada tanda-tanda kehidupan udang seperti punya kalian. Jangan-jangan memang sudah tidak ada udangnya”, kata Si Fulan memberikan penjelasan. “Lebih baik dibuang saja dan diganti dengan benur yang baru, begitu saja kok repot” sahut teman lainnya. “Apanya yang membikin repot Pak?” kata seseorang yang tiba-tiba muncul dan ikut bergabung di situ. “Waduh, Pak Ahmad bikin kami kaget saja. Kapan datangnya Pak?” tanya Si Fulan kepada orang tersebut. Ahmad sebagai seorang teknisi tambak di area tersebut tidak langsung menjawab pertanyaan tersebut, “Wah, Pak Fulan lagi resah dan gelisah ya? Sensitif juga. Tapi yang jelas saya sudah mendengar pembicaraan di sini, terutama permasalahan Pak Fulan, dan saya juga sekilas sudah mengamati kondisi tambak tersebut” jawab Ahmad sambil mendekati Si Fulan.
“Bagaimana Pak, apa lebih baik dibuang saja dan diganti dengan benur yang baru lagi?” ungkap Si Fulan meminta pertimbangan kepada Ahmad sebagai teknisi tambaknya. “Lebih baik sekarang kita lihat langsung kondisi tambak tersebut Pak”,jawab Ahmad sambil mengajak Si Fulan melangkah menuju ke petakan tambak yang dimaksud. “ Pak Fulan selama hampir satu bulan ini sudah pernah nyebur di dalam tambak ini?” tanya Ahmad sesampainya di petakan tambak tersebut. “Belum Pak, udangnya kan masih kecil-kecil, kalau memang ada udangnya”, jawab Si Fulan tegas, sementara kalimat terakhir diucapkannya sambil bergumam. “Kalau memang memang belum pernah, sekarang saya minta untuk nyebur Pak” pinta Ahmad sambil tersenyum kepada Si fulan. Mendengar permintaan tersebut Si Fulan dengan sigap melepas kaos yang dikenakannya dan segera menyeburkan diri ke dalam petakan tambak tersebut.
“Bagaimana, apakah kaki Pak Fulan terasa menyentuh udang di dasar tambak?” tanya Ahmad sambil sedikit berteriak agar pertanyaannya bisa didengar oleh Si Fulan yang sudah berada hampir di tengah tambak. “ Tidak hanya menyentuh, tapi ditabrak-tabrak udang terus Pak”, jawab Si Fulan dengan berteriak juga sambil sekali-kali merasakan geli di kakinya. “Ya sudah, kalau begitu saya terus saja, masih banyak petakan tambak lainnya yang perlu saya amati “ kata Ahmad sambil melambaikan tangan kepada Si Fulan. “Lihat beberapa hari lagi, petakan tambak ini akan membuat kejutan!” kata Ahmad lagi. Si Fulan yang masih berada di dalam tambak masih belum mengerti kalimat terakhir dari Ahmad, tapi perasaan Si Fulan sudah terasa cukup lega, udangnya ternyata masih ada.
Satu minggu kemudian, sesaat setelah pemberian pakan di pagi hari, Si Fulan iseng-iseng mengangkat anco yang sebelumnya telah diberi pakan. Betapa kagetnya dia, pertama kali terasa tali anco bergetar dan setelah hampir sampai dipermukaan air terlihat udang-udang berloncatan dalam jumlah yang banyak. Ketika anco sudah terangkat, Si Fulan terpana memandangi udang-udang yang ada di anco tersebut, karena jumlahnya banyak, berat rata-rata udang di atas normal dan ukurannya juga relatif seragam sementara pakan yang diberikan di anco tadi sudah habis tanpa sisa digantikan oleh tinja-tinja udang yang yang berwarna coklat kehitaman. Inilah kejutan seperti yang pernah dikatakan oleh Ahmad seminggu yang lalu.
Berdasarkan ilustrasi cerita di atas, ada beberapa hal yang dapat dijadikan catatan, antara lain:
- Pada budidaya udang terutama pada fase bulan pertama – pertengahan fase bulan kedua, sering dijumpai fenomena udang tidak muncul dipermukaan sehingga sering membuat was-was pengelolanya tapi akhirnya justru membuat kejutan;
- Fenomena seperti pada item no.1 terjadi karena stok pakan alami di dalam tambak masih banyak tersedia, sehingga udang lebih banyak beraktifitas di dasar tambak untuk mengkonsumsi pakan alami. Udang baru muncul dipermukaan jika stok pakan alami yang tersedia di dalam tambak sudah berkurang/habis;
- Jika dijumpai fenomena seperti diatas, maka sebaiknya dilakukan pengecekkan langsung ke dalam tambak untuk merasakan ada tidaknya aktifitas udang di tambak tersebut. Pengecekkan ini perlu dilakukan sebagai dasar pengambilan keputusan terkait dengan keberlanjutan kegiatan budidaya pada periode tersebut.
Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini Subscribe in a reader
Artikel Terkait :
Artikelnya bagus, bermanfaat,
BalasHapusKami menawarkan produk :
- Kapur pertanian /Kaptan / Dolomite
- Kapur Tohor /Cao / Kalsium Oksida.
- Kapur Siram/ CaOH2 / Kalsium Hidroksida.
- Kapur mill/ CaCo3 /Kalsium Karbonat dll.
-Zeolite
-Bentonite
Untuk informasi pemesanan Silahkan hubungi penjual :
081281774186
085793333234
Lokasi Pabrik Di Padalarang Bandung Barat