Mesin Pencari

Selasa, 19 Februari 2008

Mengenal Kondisi Udang

Seperti telah dijelaskan pada pembahasan terdahulu salah satu karakteristik dari kegiatan budidaya udang adalah sifat sensitifitas udang. Bila dibandingkan dengan lingkungan alaminya maka di dalam petakan tambak yang merupakan habitat buatan, udang sangat peka terhadap perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya baik itu karena faktor alami (perubahan musim, cuaca, perairan), maupun karena faktor perlakuan teknis budidaya pada petakan tambak.


Mengacu pada dasar pemikiran tersebut di atas, maka selain pengetahuan mengenai kriteria kualitas benur (telah dibahas sebelumnya ) aspek lain yang juga penting untuk diketahui adalah pengetahuan mengenai kondisi udang secara praktis yang dapat diterapkan langsung di lapangan. Pengetahuan ini diperlukan sebagai bahan acuan dalam pengambilan keputusan terkait dengan permasalahan yang terjadi pada udang serta perlakuan yang perlu diterapkan secara cepat, tepat serta efektif dan efisien

Beberapa parameter yang dapat digunakan dalam menentukan kondisi udang pada saat dilakukan antara lain :
  1. Saluran pencernaan/usus. Melalui pengamatan secara visual, saluran pencernaan /usus udang dapat mengindikasikan kondisi udang pada saat itu. Dalam kondisi normal saluran pencernaan udang berisi penuh dan tidak terputus-putus dan berwarna sesuai dengan pakan yang dikonsumsi pada saat itu. Jika saluran pencernaan udang tidak dalam kondisi normal, maka perlu dilakukan pengamatan terhadap sample udang lainnya dan jika sample lainnya juga dalam kondisi yang sama maka dapat dikatakan udang dalam populasi tersbut sudah mulai terkena masalah. Hal lain yang perlu diwaspadai adalah jika saluran pencernaan/usus sebagian besar udang dalam populasi tersebut berwarna merah, kondisi ini dapat diartikan udang tersebut telah mengkonsumsi bangkai udang lainnya. Hal ini mengindikasikan telah terjadi “kematian massal” udang di dalam populasi tersebut yang disebabkan oleh suatu penyakit atau faktor lainnya.

    Pengamatan terhadap saluran pencernaan/usus udang secara praktis dapat dilakukan secara langsung dan akan lebih jelas terlihat jika diterawang dengan bantuan sinar/cahaya matahari.
  2. Hepatopanchreas. Pada penjelasan sebelumnya telah disebutkan bahwa organ tubuh ini identik dengan lambung udang dan merupakan pusat dari pencernaan udang yang terletak di bagian kepala dan pada kondisi normal berbentuk segitiga serta berwarna kecoklatan. Pada kasus-kasus tertentu kondisi hepatopanchreas ukurannya menyusut/mengecil dan berwarna pucat, putih, atau kebiruan. Kondisi tersebut mengindikasi udang telah terkena suatu masalah dan perlu diberika treatmen teknis budidaya sesuai dengan kondisi udang tersebut.
  3. Kekenyalan tubuh udang.Pengamatan terhadap kekenyalan tubuh udang dapat dilakukan melalui cara menekan tubuh udang dengan menggunakan dua jari tangan. Pada kondisi normal tubuh udang akan terasa kenyal, sebaliknya pada kondisi bermasalah tubuh udang akan terasa keropos dan lembek.
  4. Warna kulit udang.Warna kulit udang erat kaitannya dengan kualitas air tambak pada saat itu. Kulit udang tersusun oleh chitin yaitu zat pembentuk kulit yang terdiri atas zat kapur dan protein. Chitin sangat peka terhadap perubahan lingkungan sekitarnya, sehingga pada saat udang melakukan moulting (pergantian kulit) warna kulit udang akan menyesuaikan dengan kualitas air tambak saat itu. Pada kondisi normal kulit udang akan kelihatan bersih dan mengkilat. Kondisi yang perlu diwaspadai adalah jika kulit udang berwarna kemerahan (indikasi penyakit insang merah), ada bercak putih (indikasi penyakit white spot), serta kulit udang berwarna biru (indikasi kekurangan oksigen, nutrien dan gizi pakan kurang). Kondisi lainnya yang perlu dicermati terkait dengan kualitas air adalah kulit udang berlumut yang disebabkan oleh kecerahan air yang relatif tinggi sehingga memungkinkan lumut untuk tumbuh di dasar tambak.
  5. Insang udang.Organ tubuh ini merupakan parameter yang perlu dicermati dalam pengamatan kondisi udang. Pada situasi normal, insang udang dalam kondisi bersih dan tidak ada kotoran yang menempel di dalamnya. Hal yang perlu di waspadai adalah jika insang udang sudah kotor (banyak kotoran menempel) dan berwarna kemerahan serta udang relatif pasif yang mengindikasikan telah terkena insang merah.
  6. Kelengkapan organ tubuh. Organ tubuh udang dalam kondisi normal relatif lengkap dan sempurna. Beberapa situsi yang perlu dicermati adalah jika dijumpai udang dalam kondisi ekor gripis, antena/sungut putus, kaki putus, kulit terkoyak dan organ lain yang telah hilang. Kondisi ini dapat disebabkan oleh adanya kanibalisme ataupun penyakit.

Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini Subscribe in a reader

Artikel Terkait :

  1. Recognized Shrimp Condition English Version)
  2. Ekor “Gripis” Pada Udang
  3. Udang Berlumut
  4. Konsep Size dan Kualitas Udang Dalam Menentukan Harga
  5. Mengapa Udang Convoy ?
  6. Kriteria Kualitas Benur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar