Kecerahan air tambak merupakan tingkat penetrasi cahaya matahari di dalam air tambak yang dinyatakan dengan satuan panjang. Alat yang biasa digunakan untuk mengukur tingkat kecerahan air tambak adalah seichi disk, yaitu berupa piringan yang diberi warna hitam putih dan dihubungkan dengan tongkat/tali pegangan yang mempunyai garis-garis skala.
Cara penggunaan alat ini adalah dengan mencelupkannya ke dalam perairan secara perlahan sampai pada kedalam dimana seichi disk mulai tidak kelihatan, kemudian tingkat kecerahan air dapat terbaca pada skala yang telah ada. Pengukuran kecerahan air sebaiknya dilakukan pada saat siang hari dan cuaca relatif cerah.
Pada perairan tambak kecerahan air erat hubungannya dan berbanding terbalik dengan kelimpahan plankton terutama jenis phytoplankton yang berada di dalam perairan tersebut, atau dengan kata lain semakin tinggi tingkat kecerahan air maka kelimpahan phytoplankton akan semakin rendah dan sebaliknya semakin rendah tingkat kecerahan air maka kelimpahan phytoplankton di perairan tersebut semakin tinggi. Pengelolaan kecerahan air ditinjau dari kelimpahan plankton adalah bertujuan menyesuaikan kebutuhan udang yang bersifat nocturnal dan phototaksis negatif sehingga membutuhkan suatu tempat berteduh (shelter) dari pengaruh cahaya matahari secara langsung.
Phytoplankton merupakan jenis tanaman berukuran renik yang mempunyai zat hijau daun (chlorophyl) dan selalu melakukan fotosintesa dengan bantuan sinar matahari. Produktivitas plankton akan meningkat dengan semakin meningkatnya intensitas matahari ke dalam perairan tambak, sehingga kelimpahan plankton akan semakin meningkat pula dan akan mengurangi tingkat penetrasi cahaya matahari ke dalam perairan. Berdasarkan uraian tersebut maka kecerahan air merupakan suatu variable dari kelimpahan plankton dan tingkat intensitas matahari. Kondisi ini dapat dijadikan acuan dalam pengelolaan kecerahan air tambak yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan serta sifat udang.
Tingkat kecerahan air yang dibutuhkan udang relatif berubah sesuai dengan pertambahan umurnya, yaitu:
Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini Subscribe in a reader
Artikel Terkait :
Pada perairan tambak kecerahan air erat hubungannya dan berbanding terbalik dengan kelimpahan plankton terutama jenis phytoplankton yang berada di dalam perairan tersebut, atau dengan kata lain semakin tinggi tingkat kecerahan air maka kelimpahan phytoplankton akan semakin rendah dan sebaliknya semakin rendah tingkat kecerahan air maka kelimpahan phytoplankton di perairan tersebut semakin tinggi. Pengelolaan kecerahan air ditinjau dari kelimpahan plankton adalah bertujuan menyesuaikan kebutuhan udang yang bersifat nocturnal dan phototaksis negatif sehingga membutuhkan suatu tempat berteduh (shelter) dari pengaruh cahaya matahari secara langsung.
Phytoplankton merupakan jenis tanaman berukuran renik yang mempunyai zat hijau daun (chlorophyl) dan selalu melakukan fotosintesa dengan bantuan sinar matahari. Produktivitas plankton akan meningkat dengan semakin meningkatnya intensitas matahari ke dalam perairan tambak, sehingga kelimpahan plankton akan semakin meningkat pula dan akan mengurangi tingkat penetrasi cahaya matahari ke dalam perairan. Berdasarkan uraian tersebut maka kecerahan air merupakan suatu variable dari kelimpahan plankton dan tingkat intensitas matahari. Kondisi ini dapat dijadikan acuan dalam pengelolaan kecerahan air tambak yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan serta sifat udang.
Tingkat kecerahan air yang dibutuhkan udang relatif berubah sesuai dengan pertambahan umurnya, yaitu:
- Udang usia tebar dan udang muda, tingkat kecerahan air yang dibutuhkan relatif tinggi sampai dengan tembus dasar tambak.
- Udang dewasa, tingkat kecerahan yang diperlukan sekitar 35 cm – 40 cm atau menyesuaikan kondisi udang.
Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini Subscribe in a reader
Artikel Terkait :
- Warna Air Tambak – 03 – Kriteria Warna Air
- Warna Air Tambak – 02 – Aspek Analisis
- Warna Air Tambak - 01 - Dasar Pemikiran
- Kondisi Dasar Tambak – 03 - Dasar Pertimbangan
- Kondisi Dasar Tambak – 02 - Metode Pengamatan
- Kondisi Dasar Tambak - 01 - Latar Belakang
- Penggunaan Bahan Kimia – 02 - Tahapan Implementasi
- Penggunaan Bahan Kimia – 01 - Dasar Pemikiran
- Waspada Terhadap Musim Hujan
- Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 04 - Inokulasi Air
- Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 03 - Pemupukan Air Tambak
- Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 02 - Sirkulasi Air
- Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 01 - Latar Belakang
- Pengelolaan Kualitas Air Tambak 04 - Kondisi Fisik Air Tambak
- Identifikasi Permasalahan Kualitas Air Tambak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar