Mesin Pencari

Jumat, 08 Agustus 2008

Kondisi Fisik Air Tambak

Secara garis besar kondisi fisik air tambak merupakan keadaan air tambak ditinjau dari keberadaan dan penampakan partikel-partikel fisik yang dijumpai di dalam perairan tersebut. Partikel-partikel tersebut muncul sebagai akibat proses yang terjadi di dalam ekosistem perairan maupun karena faktor teknis budidaya sehingga secara tidak langsung ikut mempengaruhi kehidupan organisme yang berada di dalamnya.

Kondisi fisik air tambak juga dapat dijadikan sebagai salah satu tolok ukur kualitas perairan dengan dasar pemikiran sebagai berikut ini:
  1. Pemunculan partikel tersebut dapat dijadikan isyarat bahwa telah terjadi proses (biologi, kimia, fisika) di dalam perairan yang tidak sebagaimana mestinya.

  2. Dalam jumlah yang besar dan jangka waktu lama dapat menyebabkan terganggunya fungsi fisiologis udang dan organisme lainnya.
Ukuran partikel-partikel tersebut ada yang berukuran kecil dan ada yang relatif besar karena proses akumulasi yang terjadi. Pemunculan partikel tersebut bisa berada di lapisan air maupun muncul dipermukaan air tambak. Melalui pengamatan yang cermat maka penampakannya akan dapat terlihat bahkan terdeteksi semenjak dini penyebab permasalahannya. Beberap kondisi fisik perairan tambak yang biasa dijumpai antara lain:
  1. Air tambak “berdebu”, kondisi ini untuk menggambarkan bahwa di dalam air tambak muncul partikel-partikel sangat halus dan melayang-layang karena tidak terlarut atau mengendap di dalam perairan tambak. Kondisi seperti ini dapat mengakibatkan gangguan pada insang udang dan pada jangka waktu tertentu dapat mengakibatkan penyakit insang merah. Alternatif perlakuan yang bisa diterapkan untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan melakukan peningkatan sirkulasi air baik dari segi frekuensi maupun volumenya secara kontinyu. Penggunaan saponin pada dosis tertentu diharapkan dapat mengikat partikel yang ada di perairan tambak.

  2. Air tambak ”berbusa/berbuih”, pada kondisi ini air dipermukaan tambak tampak berbusa/berbuih dan akan lebih jelas kelihatan pada saat kincir air dioperasikan. Hal ini menandakan bahwa di perairan tersebut telah terjadi mortalitas plankton secara massal yang dapat menimbulkan keseimbangan ekosistem perairan colaps, kecerahan air tambak cenderung tidak stabil, dasar tambak kotor karena endapan bangkai plankton. Perlakuan teknis yang dapat digunakan untuk mengatasi kondisi ini adalah dengan melakukan sirkulasi air secara kontinyu dan pada kondisi tertentu dapat dilakukan inokulasi bibit plankton secara kontinyu dari petakan tambak lainnya disertai dengan peningkatan dosis penggunaan pupuk atau pemakaian bahan organik.

  3. Pemunculan klekap di permukaan air tambak. Klekap pada dasarnya merupakan campuran antara kotoran dasar tambak dengan bangkai plankton yang terangkat ke permukaan air karena adanya proses oksidasi dengan bantuan sinar matahari. Kondisi ini terjadi karena dasar tambak yang kotor dan kecerahan air tambak yang relatif tinggi. Klekap bila telah mengendap kembali di dasar tambak akan terjadi pembusukan dan dapat menyebabkan peningkatan kandungan H2S, NH3 di dalam tambak yang berbahaya bagi udang. Pemunculan klekap di permukaan tambak dapat diatasi dengan pengangkatan klekap dari permukaan tambak dan pembersihan dasar tambak yang diimbangi dengan sirkulasi secara kontinyu dan pembentukan kembali kualitas air tambak melalui regenerasi plankton yang telah mati dengan cara inokulasi bibit plankton dan pemumpukan dengan dosis yang sesuai dengan kebutuhan.

  4. Tumbuhnya lumut di dalam tambak. Kondisi ini terjadi karena kecerahan air tambak yang relatif tinggi dan berlangsung dalam kondisi lama dan disertai dengan proses pemupukan yang kontinyu. Lumut yang tumbuh di dalam tambak akan menghambat aktifitas dan gerak udang serta proses penumbuhan plankton relatif lebih susah. Lumut akan hilang jika penetrasi sinar matahari yang membantu pertumbuhan lumut terhalang oleh plankton pada kecerahan air tertentu.
Ke empat kondisi tersebut di atas merupakan hal yang sering dijumpai pada petakan-petakan tambak yang dalam pengamatan kualitas perairan kurang cermat ataupun pemberian perlakuan teknis yang kurang tepat pada sasarannya. Perairan tambak dengan kualitas perairan dan kondisi udang yang sesuai dengan keseimbangan ekosistem akan mempengaruhi rona dan kualitas kondisi fisik perairan akan terjaga dengan sendirinya serta sangat tergantung pada upaya untuk mempertahankan kondisi tersebut.

Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini Subscribe in a reader

Artikel Terkait :

  1. Kondisi Dasar Tambak – 02 - Metode Pengamatan
  2. Kondisi Dasar Tambak - 01 - Latar Belakang
  3. Penggunaan Bahan Kimia – 02 - Tahapan Implementasi
  4. Penggunaan Bahan Kimia – 01 - Dasar Pemikiran
  5. Kecerahan Perairan Tambak - 1
  6. Waspada Terhadap Musim Hujan
  7. Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 04 - Inokulasi Air
  8. Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 03 - Pemupukan Air Tambak
  9. Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 02 - Sirkulasi Air
  10. Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 01 - Latar Belakang
  11. Pengelolaan Kualitas Air Tambak 04 - Kondisi Fisik Air Tambak
  12. Pengelolaan Kualitas Air Tambak 03 - Warna Air Tambak
  13. Identifikasi Permasalahan Kualitas Air Tambak

1 komentar: