Mesin Pencari

Selasa, 06 April 2010

Panen Normal

Panen normal adalah kegiatan panen yang dilakukan pada suatu petakan tambak dengan dasar pertimbangan kondisi, ukuran dan kualitas udang di dalam tambak tersebut dianggap telah memenuhi persyaratan untuk dipanen sehingga dapat menghasilkan tingkat keuntungan finansial seperti yang diharapkan.

Ditinjau dari prosesnya, maka tahapan kegiatan panen normal hampir sama dengan tahapan yang dilakukan pada kegiatan panen dini yaitu (i) tahap pra-panen dan (ii) tahap proses pemanenan. Perbedaan antara kedua jenis panen tersebut hanya pada tahap pra-panen yaitu kegiatan identifikasi/analisis tingkat masalah (penyakit) pada udang. Pada kegiatan panen normal tidak lagi diperlukan identifikasi masalah karena seperti telah disebutkan pada penjelasan di atas bahwa kondisi dan kualitas udang dianggap telah memenuhi persyaratan untuk dipanen. (Tahapan-tahapan kegiatan panen normal selanjutnya dapat dilihat pada pembahasan tahapan panen dini).
Hal yang paling mendasar yang perlu diperhatikan dalam kegiatan panen normal adalah bagaimana menjaga kualitas udang yang dihasilkan tetap terjaga, sehingga keuntungan finansial yang diperoleh tidak meleset dari yang diperkirakan.

Sebagai upaya mempertahankan kuaitas udang pada saat pemanenan, maka berikut beberapa catatan yang perlu diperhatikan:
  1. Proses pemanenan udang sebaiknya dilakukan pada malam hari untuk menghindari panas matahari yang dapat berpengaruh pada kualitas udang.

  2. Proses pemanenan udang sebaiknya jangan bertepatan dengan bulan purnama untuk menghindari moulting massal udang yang dapat menurunkan kualitas.

  3. Penyalaan lampu penerangan ke arah tambak jangan sampai menyebabkan udang moulting massal.

  4. Sarana dan transportasi panen harus tersedia sebelum proses pemanenan dilakukan untuk menghindari penurunan mutu udang.

  5. Kegiatan penurunan air tambak harus memperhatikan kondisi pasang surut yang terjadi pada saat itu.

  6. Pada saat penurunan air harus dihindari perlakuan/kegiatan yang menyebabkan udang mengalami moulting massal.

  7. Diusahakan udang terkumpul dicaren/sentral tambak untuk memudahkan proses pemanenan.

  8. Ketinggian air tambak saat panen berpengaruh jangka waktu dan tingkat kesulitan proses panen.

  9. Proses pencucian udang dilakukan sampai udang mengalami fase rigormortis (kejang bangkai).

  10. Jumlah es batu yang diberikan bertujuan untuk menjaga kondisi udang pada suhu dingin, sehingga kualitasnya tidak mengalami penurunan.

  11. Pemindahan udang ke sarana transportasi, agar dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak kondisi udang.

Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini Subscribe in a reader

Artikel Terkait :

  1. Panen Dini
  2. Panen Kuras
  3. Pemanenan Udang
  4. Keseragaman udang dan Alternatif Pengelolaannya
  5. Tingkat Keseragaman Udang
  6. Bagaimana Mencapai Nilai FCR (Food Conversion Ratio) Secara Optimal
  7. Jangan Terperangkap Target FCR (Food Conversion Ratio)
  8. Pakan Buatan Untuk Udang
  9. Program Pakan Udang
  10. Frekuensi Pakan
  11. Program Pengelolaan Pakan Udang 02 - Penentuan Jenis Pakan (Pakan Alami)
  12. Program Pengelolaan Pakan Udang 01 - Latar Belakang

1 komentar:

  1. Artikelnya bagus, bermanfaat,
    Kami menawarkan produk :
    - Kapur pertanian /Kaptan / Dolomite
    - Kapur Tohor /Cao / Kalsium Oksida.
    - Kapur Siram/ CaOH2 / Kalsium Hidroksida.
    - Kapur mill/ CaCo3 /Kalsium Karbonat dll.
    -Zeolite
    -Bentonite

    Untuk informasi pemesanan Silahkan hubungi penjual :
    081281774186
    085793333234
    Lokasi Pabrik Di Padalarang Bandung Barat

    BalasHapus