Mesin Pencari

Selasa, 22 Juli 2008

Sirkulasi Air Tambak – 02 – Sumber dan Faktor yang Mempengaruhi

Sumber air yang dimasukkan ke dalam tambak ada beberapa macam, tergantung dari teknologi dan lokasi dimana tambak tersebut berada. Beberapa sumber air dan cara yang biasa digunakan dalam proses sirkulasi air tambak antara lain sebagai berikut :

  1. Air laut yang dimasukkan secara langsung ke dalam tambak dengan bantuan pasang surut ataupun melalui alat bantu yang berupa pompa air. Cara ini digunakan pada lahan tambak yang relatif dekat atau berhadapan langsung dengan laut dan perlu memperhatikan kondisi dan kualitas air laut sebelum dimasukkan ke dalam tambak secara langsung. Pada tambak yang menggunakan pompa air sebagai alat bantunya akan membutuhkan investasi yang cukup besar untuk pemasangan instalasi pompa air beserta paralon yang dirangkai sampai batas pantai, sedangkan dari segi lahan cara ini rentan terhadap pengikisan air laut terhadap lahan tambak.

  2. Air sungai yang masih bersifat payau dan dimasukkan ke dalam tambak secara langsung dengan bantuan pasang surut ataupun melalui alat bantu yang berupa pompa air. Cara ini biasa digunakan pada tambak yang letaknya relatif agak jauh dari laut atau dekat dengan laut dan sungai dengan pertimbangan pemasangan instalasi pompa air relatif lebih sederhana dibandingkan dengan pengambilan air langsung dari laut. Cara ini rentan terhadap sedimentasi dan pencemaran limbah sungai yang berasal dari rumah tangga maupun industri yang berada di sekitar area sungai.

  3. Sistem tandon, yaitu petakan/lahan yang dibuat sebagai tempat penampungan air laut atau air sungai sebagai sumber pemasukan air tambak. Pada sistem ini, air di dalam tandon biasanya diberi perlakuan teknis sebelum dimasukkan ke dalam tambak, sehingga kualitas air yang dimasukkan sudah terkontrol dari segi kuantitas dan kualitasnya. Sistem ini dapat dikatakan merupakan cara yang relatif ideal bagi kegiatan budidaya karena air dari laut telah diendapkan dan segala faktor yang merrugikan bagi kegiatan budidaya telah diminimalkan melalui perlakuan teknis yang telah diberikan.

  4. Recycle syatem, yaitu proses daur ulang air dari saluran pembuangan tambak ditampung kembali ke dalam suatu tandon melalui proses sterilisasi dan dijadikan sebagai sumber pemasukan air tambak. Cara ini biasa digunakan pada tambak yang relatif jauh dari laut maupun sungai atau sebagai antisipasi jika air laut dan sungai sedang mengalami masalah sehingga tidak memungkinkan untuk dimasukkan ke dalam tambak. Bisa dikatakan cara ini merupakan cara yang paling rentan terhadap masalah dibandingkan dengan beberapa cara lainnya, karena air pembuangan yang dimasukkan kembali kedalam tambak merupakan air kotor meski sudah melalui proses sterilisasi.
Selain sumber pemasukan air seperti telah diuraikan di atas, sirkulasi air juga memerlukan saluran pembuangan air tambak yang berfungsi selain untuk mengatur volume air tambak juga untuk membuang kotoran dan lumpur di dasar tambak. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembuangan air tambak dan perlu dipertimbangkan antara lain :
  1. Desain dan konstruksi antara dasar tambak dengan saluran pembuangan air tambak memungkinkan kelancaran sirkulasi dan tidak berpotensi menimbulkan penyumbatan pada salurannya.

  2. Saluran pembuangan lebih tinggi dari kondisi pasang surut terendah, sehingga dalam proses pembuangan air tambak tidak mengalami kendala yang disebabkan oleh pasang surut.

  3. Saluran pembuangan harus dilengkapi dengan pintu/paralon pembuangan yang dapat digunakan untuk mengatur pembuangan air dasar tambak, pertengahan dan permukaan air.

  4. Saluran pembuangan terutama bagian sentral memiliki filter yang dapat mencegah keluar/lolosnya udang pada saat dilakukan pembuangan air tambak.

  5. Saluran pembuangan harus terpisah dengan sumber pemasukan air tambak sehingga tidak terjadi kontaminasi air yang akan digunakan dalam proses budidaya.

  6. Saluran pembuangan air tambak sedapat mungkin berhubungan dengan sungai atau kanal khusus sehingga kotoran dan lumpur tambak yang terbuang dapat terbawa arus dan tidak mengendap di satu tempat yang menyebabkan terjadinya sedimentasi saluran pembuangan.
Sirkulasi air tambak yang didukung dengan sistem pemasukan air dan sistem pembuangan air yang memadai akan menunjang kelancaran sirkulasi air di dalam kegiatan pengelolaan kualitas perairan tambak.

Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini Subscribe in a reader

Artikel Terkait :

  1. Sirkulasi Air Tambak - 01 - Dasar Pemikiran
  2. Pemupukan Air Tambak – 02 – Jenis dan Metode
  3. Pemupukan Air Tambak - 01 - Latar Belakang
  4. Inokulasi Air Tambak - 2 - Metode
  5. Inokulasi Air Tambak -1 - Latar Belakang
  6. Waspada Terhadap Musim Hujan
  7. Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 05 - Penggunaan Bahan Kimia dan "Obat-Obatan"
  8. Identifikasi Permasalahan Kualitas Air Tambak
  9. Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 03 - Pemupukan Air Tambak
  10. Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 01 - Latar Belakang
  11. Pengelolaan Kualitas Air Tambak 05 - Kondisi Dasar Tambak
  12. Pengelolaan Kualitas Air Tambak 04 - Kondisi Fisik Air Tambak
  13. Pengelolaan Kualitas Air Tambak 03 - Warna Air Tambak
  14. Pengelolaan Kualitas Air Tambak 02 - Kecerahan Perairan Tambak
  15. Pengelolaan Kualitas Air Tambak - 01

Tidak ada komentar:

Posting Komentar