Mesin Pencari

Kamis, 28 Agustus 2008

Kecerahan Perairan Tambak – 03 – Indikator Pada Udang

Pengambilan keputusan dalam menentukan tingkat kecerahan yang akan diterapkan harus berdasarkan perubahan behaviour udang melalui pemantauan dan pengamatan visual secara cermat agar tidak menimbulkan masalah. Secara praktis tingkat kecerahan yang dibutuhkan udang dapat diamati melalui perubahan warna kulit/chitin dari udang sebagai salah satu indikatornya karena chitin mempunyai karakteristik tersendiri yaitu peka terhadap perubahan lingkungan perairan, karena pada saat udang moulting zat chitin akan menyerap bahan-bahan yang diperlukan dalam pembentukan kulit yang baru dari lingkungan perairan sekitarnya.

Indikator yang dapat dipakai untuk mengukur kebutuhan udang terhadap kecerahan air tersebut adalah :
  1. Kecerahan air telalu tinggi, biasanya kulit udang berwarna kusam kecoklatan. Kondisi ini mengisyaratkan bahwa udang membutuhkan kecerahan air yang lebih rendah dan jika tidak segera diantisipasi akan dapat menimbulkan beberapa masalah antara lain tubuh udang lembek, tingkat keseragaman udang dalam populasi akan bervariasi dan secara tidak langsung dapat menurunkan populasi udang di dalam tambak.

  2. Kecerahan air terlalu rendah/pekat, biasanya kulit udang berwarna lebih pucat dari biasanya. Kondisi ini mengisyaratkan bahwa udang membutuhkan kecerahan air perlu ditinggikan/diencerkan dan jika tidak segera diantisipasi akan dapat menimbulkan beberapa masalah antara lain : nafsu makan udang menurun, hepatopanchreas menyusut sehingga rentan terhadap penyakit.
Pengelolaan tingkat kecerahan air tambak yang mempunyai korelasi secara langsung dengan kelimpahan plankton pada dasarnya merupakan pengelolaan pertumbuhan plankton di dalam tambak dengan standar kelimpahan yang dibutuhkan udang dan keseimbangan ekosistem perairan tambak.

Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini Subscribe in a reader

Artikel Terkait :

  1. Kecerahan Perairan Tambak – 02 –Tingkat Kecerahan
  2. Kecerahan Perairan Tambak - 01- Latar Belakang
  3. Warna Air Tambak – 03 – Kriteria Warna Air
  4. Warna Air Tambak – 02 – Aspek Analisis
  5. Warna Air Tambak - 01 - Dasar Pemikiran
  6. Kondisi Dasar Tambak – 03 - Dasar Pertimbangan
  7. Kondisi Dasar Tambak – 02 - Metode Pengamatan
  8. Kondisi Dasar Tambak - 01 - Latar Belakang
  9. Penggunaan Bahan Kimia – 02 - Tahapan Implementasi
  10. Penggunaan Bahan Kimia – 01 - Dasar Pemikiran
  11. Waspada Terhadap Musim Hujan
  12. Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 04 - Inokulasi Air
  13. Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 03 - Pemupukan Air Tambak
  14. Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 02 - Sirkulasi Air
  15. Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 01 - Latar Belakang
  16. Pengelolaan Kualitas Air Tambak 04 - Kondisi Fisik Air Tambak
  17. Identifikasi Permasalahan Kualitas Air Tambak

1 komentar:

  1. Hello Pak... This is my first time here...

    Trims untuk post-nya. Saya dulu memang bukan mahsw jurusan budidaya, melainkan jurusan pengolahan hasil perikanan, jadi tidak tau secara mendalam masalah kecerahan perairan tambak.

    Setelah saya bekerja di perusahaan trading seafood, saya mengerti bahwa tendensi penyesuaian warna udang di tambak selalu ada, sesuai kebutuhan dari end-user buyer. Di Lampung (Bratasena) saya melihat bahwa para petambak menyesuaikan kondisi tambaknya sesuai kebutuhan pihak processor. Udang yang berwarna cerah (A1) itu selalu ditujukan untuk diolah dan diekspor sebagai raw product. Sedangkan yang berwarna gelap (A5) ditujukan untuk diolah sebagai cooked product, dikarenakan buyer-buyer (USA) cenderung lebih menyukai cooked product yang terlihat lebih kemerahan, efek dari warna udang yang lebih gelap pada kondisi raw.

    Itu saja yang mau bagi, pak.

    Ele

    BalasHapus