Mesin Pencari

Kamis, 29 Januari 2009

Pengelolaan Budidaya Udang Pada Fase Bulan Pertama 03 – Pengelolaan Pakan

Ditinjau dari segi finansial, pakan udang (terutama pada usaha tambak udang intensif) merupakan faktor yang sangat penting karena menjadi penyumbang terbesar dalam hal biaya produksi. Program pemberian pakan yang tidak disusun secara cermat dengan mengikuti tingkat kebutuhan udang dapat mengurangi tingkat keuntungan yang akan diperoleh dalam satu periode budidaya udang.

Dalam kondisi normal kebutuhan udang terhadap pakan akan semakin meningkat, sehingga penyusunan program pakan perlu dilakukan semenjak mulai tebar benur hingga saat udang telah dianggap layak untuk dipanen secara normal.

Pengelolaan pakan udang pada fase bulan pertama sebagai awal dari suatu program pakan dalam satu periode budidaya, sangat ditentukan oleh ketersediaan pakan alami di dalam perairan tambak. Ketersediaan pakan alami tersebut sangat dipengaruhi oleh proses penyiapan lahan tebar yang dilakukan sebelum proses tebar benur. Jika pakan alami bagi udang yang tersedia di dalam tambak cukup melimpah, maka pemberian pakan buatan bagi udang pada fase ini relative lambat. Sebaliknya jika ketersediaan pakan alami di dalam perairan tambak sangat sedikit, maka pemberian pakan buatan harus segera dilakukan. Secara garis besar, pengelolaan pakan udang pada fase bulan pertama adalah seperti penjelasan di bawah ini.
  1. Sub fase minggu ke-1 hingga minggu ke-2, pada sub fase ini pakan alami merupakan sumber pakan utama bagi benur/udang kecil. Faktor ketersediaan pakan alami di dalam perairan tambak akan sangat menentukan kapan saat mulai diberikannya pakan buatan. Pembahasan terkait pakan alami telah diuraikan dalam pembahasan sebelumnya.

    Hal yang perlu dilakukan adalah pengamatan terhadap tingkah laku dan penampakan udang kecil di dalam perairan tambak sebagai indikator kebutuhan udang terhadap pakan yang disuplai dari luar jika ketersediaan pakan alami didalam perairan tersebut sudah tidak mencukupi kebutuhan populasi udang. Menghadapi kondisi tersebut biasanya udang akan melakukan konvoi di dalam tambak sebagai upaya mencari pakan lain, karena di dalam perairan tersebut pakan alami sudah tidak mencukupi lagi bagi populasi udang.

    Sebagai upaya mengantisipasi kondisi kurangnya ketersediaan pakan alami bagi udang pada saat tertentu, maka pada pertengahan sub fase minggu ke-2 sebaiknya sudah mulai dilakukan pemberian pakan buatan ukuran “crumble” dengan sistem “blind feeding”. Program “blind feeding” dapat diartikan sebagai cara pemberian pakan kepada udang dengan tanpa memperhatikan jumlah/berat pakan dan frekuensi pemberiannya. Tujuan utama dari “blind feeding” ini adalah mengenalkan pakan buatan kepada benur/udang kecil, sehingga jika dalam waktu tertentu pakan alami di dalam perairan tambak sudah tidak mencukupi, diharapkan benur/udang kecil sudah terbiasa dengan pakan buatan tersebut.

  2. Sub fase minggu ke-3 hingga minggu ke-4, sub fase ini biasanya udang kecil sudah mengenal pakan buatan melalui program “blind feeding” yang dilakukan pada sub fase sebelumnya. Jumlah/berat pakan dan ukuran pakan yang diberikan pada saat tersebut sudah mulai terukur dengan frekuensi pemberian pakan harian 2 – 5 kali tergantung dari kondisi udang.

    Pada sub fase ini pengelolaan pakan udang sebaiknya sudah terprogram dengan baik yang mengacu perkembangan, kondisi dan kebutuhan udang pada saat tertentu. Sebagai upaya mengetahui kefektifan dan kesesuaian program pakan awal yang telah diterapkan maka pada akhir sub fase minggu ke-4 sebaiknya dilakukan sampling udang untuk mengukur berat rata-rata udang, kondisi dan kualitas udang serta memprediksi tingkat kepadatan populasi udang. Berdasarkan hasil sampling tersebut selanjutnya program pakan disesuaikan kembali berdasarkan estimasi yang telah dibuat.
Berdasarkan pembahasan tersebut di atas maka hal yang perlu diperhatikan pada fase bulan pertama adalah masa transisi bagi udang dari pakan alami menuju pakan buatan. Masa transisi tersebut dalam siklus budidaya udang relatif berbeda antara periode satu dengan periode lainnya, sehingga faktor pengamatan terhadap tingkah laku dan penampakan udang kecil di dalam perairan tambak secara cermat perlu untuk dilakukan.

Secara detail pembahasan tentang program pakan udang dalam satu periode budidaya telah diuraikan dalam pembahasan-pembahasan sebelumnya.

Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini Subscribe in a reader

Artikel Terkait :

  1. Pengelolaan Budidaya Udang Pada Fase Bulan Pertama 02 – Kualitas Air Tambak
  2. Pengelolaan Budidaya Udang Pada Fase Bulan Pertama 01 – Latar Belakang
  3. Proses Tebar Benur 03 - Proses Aklimatisasi
  4. Proses Tebar Benur 02 - Tahapan Kegiatan
  5. Proses Tebar Benur 01 - Latar Belakang
  6. Kecerahan Perairan Tambak – 03 – Indikator Pada Udang
  7. Kecerahan Perairan Tambak – 02 –Tingkat Kecerahan
  8. Kecerahan Perairan Tambak - 01- Latar Belakang
  9. Warna Air Tambak – 03 – Kriteria Warna Air
  10. Warna Air Tambak – 02 – Aspek Analisis
  11. Warna Air Tambak - 01 - Dasar Pemikiran
  12. Kondisi Dasar Tambak – 03 - Dasar Pertimbangan
  13. Kondisi Dasar Tambak – 02 - Metode Pengamatan
  14. Kondisi Dasar Tambak - 01 - Latar Belakang
  15. Penggunaan Bahan Kimia – 02 - Tahapan Implementasi
  16. Penggunaan Bahan Kimia – 01 - Dasar Pemikiran
  17. Waspada Terhadap Musim Hujan
  18. Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 04 - Inokulasi Air
  19. Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 03 - Pemupukan Air Tambak
  20. Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 02 - Sirkulasi Air
  21. Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 01 - Latar Belakang
  22. Pengelolaan Kualitas Air Tambak 04 - Kondisi Fisik Air Tambak
  23. Identifikasi Permasalahan Kualitas Air Tambak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar