Pada pembahasan awal telah diuraikan permasalahan terkait dengan permasalahan lingkungan perairan tambak. Pembahasan kali ini akan diuraikan permasalahan budidaya udang fase bulan pertama terkait dengan kondisi/kualitas udang kecil.
Jika ditinjau dari karakteristik budidaya udang fase bulan pertama, maka pengamatan terhadap gejala permasalahan terkait dengan kondisi/kualitas benur/udang kecil perlu dilakukan dengan jeli dan cermat karena ukuran udang yang berukuran masih relatif kecil. Permasalahan-permasalahan yang terkait dengan kondisi udang pada fase bulan pertama antara lain:
Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini Subscribe in a reader
Artikel Terkait :
- Benur/udang kecil melakukan konvoi di sekitar dinding tambak secara terus menerus. Fenomena ini mengindikasikan bahwa kondisi perairan tambak pada saat itu tidak sesuai dengan keinginan/kebutuhan udang. Benur/udang kecil melakukan konvoi dapat terjadi setiap saat pada fase bulan pertama, bahkan pada fase-fase berikutnya fenomena ini juga dapat terjadi. (Pembahasan terkait dengan udang konvoi telah dijelaskan pada pembahasan-pembahasan sebelumnya).
- Benur/udang kecil terlihat banyak menempel di dinding tambak atau banyak muncul di anco. Terdapat dua alternatif kondisi jika terjadi fenomena ini yaitu (i) benur/udang kecil sedang melakukan moulting massal, atau (ii) benur/udang kecil telah terindikasi terkena suatu masalah/penyakit. Kedua alternatif kondisi tersebut merupakan indikasi yang serius terhadap permasalahan yang sedang terjadi di dalam perairan tambak pada saat itu.
Jika yang terjadi adalah moulting massal, meskipun udang terlihat banyak menempel di dinding tambak dan banyak muncul di anco, maka setelah dilakukan proses perbaikan kualitas air maka fenomena ini akan segera berkurang. Sebaliknya jika benur/udang kecil terindikasi telah terjangkit suatu masalah/penyakit, maka fenomena ini akan berlanjut dengan terlihatnya benur/udang kecil yang melayang-layang di permukaan air tambak dengan kondisi warna kulit udang terlihat kusam. Jika yang terjadi adalah udang telah terindikasi penyakit dan keadaan bertambah serius maka keputusan yang perlu diambil adalah menguras petakan tambak tersebut agar kerugian finansial tidak terlalu banyak.
- Penampakan benur/udang kecil relatif lambat. Pada kondisi tertentu penampakan benur/udang kecil relatif lambat bahkan sampai pada akhir fase bulan pertama (akhir minggu keempat). Pada kondisi normal, pada minggu kedua – minggu ketiga, benur/udang kecil sudah mulai nampak di dalam perairan tambak. Terdapat dua alternatif jika penampakan benur/udang kecil relatif lambat yaitu; (i) udang sudah terkena masalah dan kejadian ini tidak terdeteksi sejak dini disebabkan oleh ukuran udang yang masih relatif kecil sehingga populasinya menyusut secara drastis. Jika hal ini yang terjadi maka alternative keputusan yang perlu diambil adalah dengan jalan menguras tambak tersebut atau dilakukan penambahan benur kembali, (ii) udang masih berada di dasar perairan dengan populasi terjaga karena persediaan pakan alami di dalam perairan tambak tersebut masih cukup memadai, sehingga udang masih banyak beraktifitas di dasar tambak.
- Udang berlumut, yaitu suatu kondisi dimana tubuh udang (terutama bagian kulit luar) ditumbuhi oleh lumut. Kondisi ini erat kaitannya dengan permasalahan kualitas air tambak pada saat itu yaitu dasar tambak ditumbuhi oleh lumut karena factor kecerahan air tambak yang sangat tinggi dan tidak segera ditangani. Udang berlumut tidak hanya terjadi pada saat fase bulan pertama tetapi juga dapat terjadi setiap saat pada satu siklus periode budidaya. (Pembahasan terkait dengan udang berlumut telah dijelaskan pada pembahasan-pembahasan sebelumnya).
- Udang keropos, yaitu kondisi udang terlihat “kurus” bahkan dalam kondisi ekstrim udang kulit udang berwarna kebiruan dan kulitnya lembek. Kondisi ini terjadi karena pada saat ketersediaan pakan alami sudah kurang/habis tidak segera diantisipasi sedini mungkin sehingga populasi udang dalam tambak dalam kondisi kekurangan pakan.
- Tingkat keseragaman benur/udang kecil terlihat bervariasi. Kondisi ini dapat terjadi karena kondisi bawaan pada saat tebar benur atau kurangnya pakan alami di dalam perairan tambak. Kondisi ini dapat terlihat jelas pada saat akhir dari fase bulan pertama terutama pada saat dilakukan sampling udang udang untuk pertama kali.
Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini Subscribe in a reader
Artikel Terkait :
- Pengelolaan Budidaya Udang Pada Fase Bulan Pertama 04 - Permasalahan Lingkungan Perairan Tambak
- Pengelolaan Budidaya Udang Pada Fase Bulan Pertama 03 – Pengelolaan Pakan
- Pengelolaan Budidaya Udang Pada Fase Bulan Pertama 02 – Kualitas Air Tambak
- Pengelolaan Budidaya Udang Pada Fase Bulan Pertama 01 – Latar Belakang
- Proses Tebar Benur 03 - Proses Aklimatisasi
- Proses Tebar Benur 02 - Tahapan Kegiatan
- Proses Tebar Benur 01 - Latar Belakang
- Kecerahan Perairan Tambak – 03 – Indikator Pada Udang
- Kecerahan Perairan Tambak – 02 –Tingkat Kecerahan
- Kecerahan Perairan Tambak - 01- Latar Belakang
- Warna Air Tambak – 03 – Kriteria Warna Air
- Warna Air Tambak – 02 – Aspek Analisis
- Warna Air Tambak - 01 - Dasar Pemikiran
- Kondisi Dasar Tambak – 03 - Dasar Pertimbangan
- Kondisi Dasar Tambak – 02 - Metode Pengamatan
- Kondisi Dasar Tambak - 01 - Latar Belakang
- Penggunaan Bahan Kimia – 02 - Tahapan Implementasi
- Penggunaan Bahan Kimia – 01 - Dasar Pemikiran
- Waspada Terhadap Musim Hujan
- Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 04 - Inokulasi Air
- Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 03 - Pemupukan Air Tambak
- Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 02 - Sirkulasi Air
- Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 01 - Latar Belakang
- Pengelolaan Kualitas Air Tambak 04 - Kondisi Fisik Air Tambak
- Identifikasi Permasalahan Kualitas Air Tambak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar